Hoarding Disorder Mengajarkan Bahwa Kita Mesti "Tega"
Ketika kita mendengar kata menimbun atau mengumpulkan barang-barang, mungkin kita akan lebih dekat dengan kata kolektor. Mengumpulkan barang tertentu memang menjadi suatu hobi yang ditekuni oleh beberapa orang hingga saat ini. Beranjak dari hal tersebut, apakah kita tahu bahwa ada juga yang melakukan kebiasaan mengumpulkan barang, bahkan sampai menimbunnya selain kolektor? Jawabannya adalah orang yang menderita Hoarding Disorder.
Dilansir dari Klikdokter.com, Hoarding Disorder yang merupakan bagian dari Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah suatu kondisi di mana seseorang kesulitan untuk berpisah atau membuang barang kepunyaan, tanpa peduli nilai barang tersebut. Bahkan kadang merasa cemas apabila ia harus membuang suatu barang.
Penderita Hoarding Disorder merasa tidak mudah untuk membuang barang-barang karena mereka berpikir bahwa di kemudian hari barang-barang tersebut akan berguna, memiliki nilai sejarah, dan memiliki nilai sentimental. Hal itu terjadi karena hoarding disorder berkaitan dengan gangguan pada kesehatan jiwa seperti depresi berat dan masalah psikotik.
Barang-barang yang disimpan penderita hoarding disorder cukup beragam, mulai dari koran, buku, makanan, benda kenangan, pakaian, struk belanja, alat rumah tangga, tas plastik, tanaman, hewan, hingga barang-barang bekas yang sudah kotor dan rusak.--alodokter.com. Penderita Hoarding Disorder kerap dikenal dengan sebutan Hoarder. Pengumpulan benda tersebut tidak tidak terlalu bermasalah apabila penyimpanannya baik dan tertata. Permasalahannya adalah, seorang Hoarder cenderung tidak bisa menyimpan benda-benda timbunannya dengan baik. Benda-benda yang ditimbun seorang Hoarder cenderung hanya membuat rumah penuh dan membatasi ruang gerak Hoarder tersebut, bahkan hingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup hoarder atau anggota keluarganya.
Penderita Hoarding disorder dapat dikenali melalui beberapa hal. Berikut ini adalah ciri-ciri seorang penderita Hoarding Disorder:
- Kerap menyimpan barang yang dianggap sudah tidak bernilai dan sulit untuk membuang barang yang sebenarnya tidak ia butuhkan. Dalam kasus lain, seorang Hoarder juga bisa mengumpulkan berbagai macam binatang peliharaan.
- Cenderung resah saat membuang barang, bahkan merasa marah atau tersinggung bila timbunan barang miliknya dibersihkan atau dibuang. Seorang Hoarder tidak begitu suka jika wilayahnya (tempat ia menaruh barang) dibereskan atau dipindahkan. Ia merasa meskipun barang tersebut tidak Ia gunakan hingga saat ini, benda tersebut akan berguna nantinya.
- Ia terikat dengan barang miliknya dan tidak suka jika orang lain menyentuh barang tersebut. Seringkali, seorang Hoarder tidak mempersilakan orang lain untuk menyentuh barang kepunyaannya.
- Senang menambah atau membeli barang namun barang bekas yang tidak ia butuhkan tetap ia simpan di dalam rumah, meskipun tidak ada lagi ruang yang tersisa di dalam rumah. Barang-barang tersebut kadang seperti barang rongsokan yang terkumpul di dalam rumah sehingga membatasi ruang gerak si pemilik.
- Seorang Hoarder cenderung perfeksionis dan sulit memutuskan sesuatu, kesulitan dalam mengorganisasi dan merencanakan suatu hal, sering menghindar, dan menunda-nunda suatu urusan.
- Memiliki kualitas hidup dan hubungan yang buruk dengan keluarga dan teman. Karena tumpukan barang yang ditimbun oleh Hoarder, ia cenderung tidak mudah bersosialisasi dan menghindari orang-orang disekitarnya. Karena mereka yang berusaha untuk membantu menata barang- barang si Hoarder ini terkadang tidak melakukan pendekatan dengan baik terlebih dahulu.

Comments
Post a Comment